Ini ceritanya tentang teman saya, sesama orang rantau di Trondheim. Dia datang dari Beijing karena ikut suaminya. Nah suaminya itu ya persis kayak suami saya waktu itu, sama-sama sedang studi PhD di NTNU. Persis kan situasinya? Yang bikin kami tambah cocok lagi, adalah karena kami sama-sama nggak bisa Bahasa Inggris. Nah gimana kami bisa berteman? Ya karena merasa senasib itu, makanya jadi memelihara toleransi tingkat tinggi.
Kami selalu berusaha memahami maksud satu sama lain. Kadang pakai beberapa kata Bahasa Inggris seadanya, kadang pakai bahasa sandi, gerakan tangan, raut wajah, dan sebagainya. Dan saya kan memang salalu bawa kamus Alfalink ke mana-mana, jadi kalau kepepet bisa ketik di situ Bahasa Indonesia, trus tunjukkan dia hasil terjemahan Bahasa Inggrisnya. Kalau dia nggak ngerti kata itu? Hehe.. ya dia ketik juga kata itu di kamusnya, Inggris-Mandarin. Ribetnya pakai dua kamus untuk ngobrol, tidak menghalangi kami berteman.
Salah satu cerita yang serupa kami alami adalah soal gaya belanja. Rupanya dia pakai cara yang sama seperti saya. Ambil barang, kumpulkan di keranjang, bawa ke kasir, bayar, pergi tanpa sepatah katapun. Cukup senyum manis aja ke kasirnya. Biasanya sih nggak ditanya apa-apa selain: pose? Maksudnya mau kresek nggak?
Suatu hari, dia belanja banyak daging dan sayur. Waktu bayar, kasir tanya sesuatu sambil senyum-senyum. Teman saya tidak tahu maksudnya, jadi dia diam saja. Tapi bapak kasir itu mengulangi pertanyaannya, sambil senyum-senyum lagi. Teman saya jadi panik, buru-buru dia jawab: no. Dengan muka tegang pula. Seketika itu juga muka bapak kasir berubah jadi datar, dan mengangguk cepat: oh, no. Teman saya jadi merasa bersalah, oh sepertinya dia salah menjawab. Dia ralat jawabannya jadi: yes. Bapak kasir pun mengulangi: oh, yes, I'm sorry. Lho, kok bapak itu jadi merasa bersalah? Teman saya jadi tambah bingung, no atau yes jawabannya? Lah, pertanyaannya apa dong??
Ingin meluruskan masalah itu, dia pun segera pulang dan menjelaskan kejadian itu kepada suaminya. Lalu mereka berdua kembali ke toko menemui kasir itu. Suaminya berusaha menjelaskan bahwa istrinya tidak tahu Bahasa Inggris, mohon maaf kalau tadi bersikap kasar. Dan ingin tahu, sebenarnya apa yang ditanyakan bapak kasir? Bapak kasir pun senyum ramah, dan berkata: Saya cuma bilang: Having party?
Kami selalu berusaha memahami maksud satu sama lain. Kadang pakai beberapa kata Bahasa Inggris seadanya, kadang pakai bahasa sandi, gerakan tangan, raut wajah, dan sebagainya. Dan saya kan memang salalu bawa kamus Alfalink ke mana-mana, jadi kalau kepepet bisa ketik di situ Bahasa Indonesia, trus tunjukkan dia hasil terjemahan Bahasa Inggrisnya. Kalau dia nggak ngerti kata itu? Hehe.. ya dia ketik juga kata itu di kamusnya, Inggris-Mandarin. Ribetnya pakai dua kamus untuk ngobrol, tidak menghalangi kami berteman.
Salah satu cerita yang serupa kami alami adalah soal gaya belanja. Rupanya dia pakai cara yang sama seperti saya. Ambil barang, kumpulkan di keranjang, bawa ke kasir, bayar, pergi tanpa sepatah katapun. Cukup senyum manis aja ke kasirnya. Biasanya sih nggak ditanya apa-apa selain: pose? Maksudnya mau kresek nggak?
Suatu hari, dia belanja banyak daging dan sayur. Waktu bayar, kasir tanya sesuatu sambil senyum-senyum. Teman saya tidak tahu maksudnya, jadi dia diam saja. Tapi bapak kasir itu mengulangi pertanyaannya, sambil senyum-senyum lagi. Teman saya jadi panik, buru-buru dia jawab: no. Dengan muka tegang pula. Seketika itu juga muka bapak kasir berubah jadi datar, dan mengangguk cepat: oh, no. Teman saya jadi merasa bersalah, oh sepertinya dia salah menjawab. Dia ralat jawabannya jadi: yes. Bapak kasir pun mengulangi: oh, yes, I'm sorry. Lho, kok bapak itu jadi merasa bersalah? Teman saya jadi tambah bingung, no atau yes jawabannya? Lah, pertanyaannya apa dong??
Ingin meluruskan masalah itu, dia pun segera pulang dan menjelaskan kejadian itu kepada suaminya. Lalu mereka berdua kembali ke toko menemui kasir itu. Suaminya berusaha menjelaskan bahwa istrinya tidak tahu Bahasa Inggris, mohon maaf kalau tadi bersikap kasar. Dan ingin tahu, sebenarnya apa yang ditanyakan bapak kasir? Bapak kasir pun senyum ramah, dan berkata: Saya cuma bilang: Having party?
No comments:
Post a Comment