“Kak Toni.”
Toni diam saja ketika adiknya menggoyang-goyang tubuhnya.
“Kak Toni.” panggil Tino berbisik. “Kak Toni, cerita-cerita dong?”
“Cerita apa?” Toni menjawab panggilan adiknya dengan malas.
“Cerita yang lucu-lucu soalnya Tino takut.”
“Aduuuh, ngantuk ah. Tino takut apaan sih?”
“Takut monster.” jawab Tino sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
“Hahaha! Ya udah itu cerita lucunya, ada anak TK takut sama monster.” Toni spontan tertawa.
“Kakak... bangun nanti monsternya datang!” Kali ini adik kecilnya itu memanjat ranjang susun untuk masuk ke dalam selimut Toni.
“Aduh Tino, sempit nih turun sana!”
“Kalau monsternya datang gimana??” Tino berkata sungguh-sungguh.
“Enggak ada monster-monsteran, makanya jangan mikirin itu terus.”
Toni kembali tidur dan tidak menghiraukan kegelisahan adiknya. Si kecil Tino beringsut keluar dari selimut, menuruni tangga pelan-pelan, lalu berlari keluar menuju ke kamar Mama. Toni tidak menghiraukannya, paling-paling dia akan tidur di kamar Mama lagi seperti biasanya, tempat paling aman dari monster. Tapi dugaan Toni salah, tak berselang lama kemudian Tino sudah kembali dalam gendongan Papa. Apakah Papa akan tidur di kasur Tino? Mana cukup?
“Papa jangan pergi ya, nanti monsternya datang.” pinta Tino memelas, tapi nampaknya Papa tetap akan pergi. Toni berusaha menahan tawa di dalam selimutnya, adiknya benar-benar lucu karena takut pada monster di film kartun. Dia tidak bisa membedakan film dengan dunia nyata!
“Monster seperti apa yang Tino takutkan?” tanya Papa dengan sabar, lalu mendengarkan dengan serius sampai Tino selesai bercerita tentang monster-monster yang tampil di film kartun.
“Wah, menakutkan sekali, pastilah kita kalah kalau berkelahi sama monster.” kata Papa menanggapi. Sekejap Toni berhenti tertawa di dalam selimutnya, lho, kenapa Papa jadi percaya pada monster, itu kan tidak masuk akal? Dibukanya sedikit selimutnya untuk mengintip. Papa sedang memeluk adiknya itu.
“Sekarang kan TV-nya sudah dimatikan, monsternya udah nggak ada lagi.” kata Papa. Mendengar itu Toni jadi bingung, kok Papa berpikir seperti anak TK juga sih??
“Papa, tapi Tino masih takut.” nada suara Tino masih merengek. Uuuuh Toni jadi nggak bisa tidur deh.
“Tino tau nggak, siapa yang bisa mengalahkan semua makhluk jahat?” tanya Papa lagi. Hm, Toni semakin heran, sepertinya Papa jadi percaya pada cerita itu? Semakin penasaran Toni mendengarkannya pembicaraan mereka berdua.
“Yang bisa mengalahkan semua makhluk jahat adalah...jreeeng....” kata Papa,
“Tuhan Yesus!” jawab Tino lantang.
“Iya betul, makanya Tuhan Yesus menjaga kita setiap hari.” wajah Papa terlihat gembira dengan jawaban Tino. Toni pun lega karena adiknya sudah menemukan jawaban yang benar.
“Papa, tapi kan sudah malam nanti Tuhan Yesus tidur?” tanya Tino lagi. Ouff, dasar anak TK pertanyaannya selalu lucu! Toni jadi ingin tertawa lagi mendengar itu.
“Tuhan Yesus tidak tidur, Dia selalu menjaga kita. Tadi kita sudah berdoa bersama kan, meminta supaya Tuhan menjaga kita sepanjang malam?”
“Iya.” Tino mengangguk. Dari atas, Toni melihat wajah polos adik kecilnya yang sedang berusaha memahami semua hal itu. Ketika Papa sudah keluar dari kamar mereka, Tino membuka matanya lagi, lalu dengan rasa kasihan Toni menuruni tangga dan masuk ke dalam selimut Tino. Adik kecilnya itu segera memeluk dengan senang dan tertidur pulas di sisinya.
Kasihan, betapa beratnya memahami hal ini bagi anak berumur lima tahun, Toni pun menyesal sudah mentertawakannya. Permasalahan-permasalahan yang sangat sulit untuk Tino, terlihat gampang sekali untuk Toni. Tentu saja karena Toni sudah lebih besar, umurnya saja dua kali lipat umur adiknya. Tahukah kamu berapa umur Toni sekarang?
Toni diam saja ketika adiknya menggoyang-goyang tubuhnya.
“Kak Toni.” panggil Tino berbisik. “Kak Toni, cerita-cerita dong?”
“Cerita apa?” Toni menjawab panggilan adiknya dengan malas.
“Cerita yang lucu-lucu soalnya Tino takut.”
“Aduuuh, ngantuk ah. Tino takut apaan sih?”
“Takut monster.” jawab Tino sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
“Hahaha! Ya udah itu cerita lucunya, ada anak TK takut sama monster.” Toni spontan tertawa.
“Kakak... bangun nanti monsternya datang!” Kali ini adik kecilnya itu memanjat ranjang susun untuk masuk ke dalam selimut Toni.
“Aduh Tino, sempit nih turun sana!”
“Kalau monsternya datang gimana??” Tino berkata sungguh-sungguh.
“Enggak ada monster-monsteran, makanya jangan mikirin itu terus.”
Toni kembali tidur dan tidak menghiraukan kegelisahan adiknya. Si kecil Tino beringsut keluar dari selimut, menuruni tangga pelan-pelan, lalu berlari keluar menuju ke kamar Mama. Toni tidak menghiraukannya, paling-paling dia akan tidur di kamar Mama lagi seperti biasanya, tempat paling aman dari monster. Tapi dugaan Toni salah, tak berselang lama kemudian Tino sudah kembali dalam gendongan Papa. Apakah Papa akan tidur di kasur Tino? Mana cukup?
“Papa jangan pergi ya, nanti monsternya datang.” pinta Tino memelas, tapi nampaknya Papa tetap akan pergi. Toni berusaha menahan tawa di dalam selimutnya, adiknya benar-benar lucu karena takut pada monster di film kartun. Dia tidak bisa membedakan film dengan dunia nyata!
“Monster seperti apa yang Tino takutkan?” tanya Papa dengan sabar, lalu mendengarkan dengan serius sampai Tino selesai bercerita tentang monster-monster yang tampil di film kartun.
“Wah, menakutkan sekali, pastilah kita kalah kalau berkelahi sama monster.” kata Papa menanggapi. Sekejap Toni berhenti tertawa di dalam selimutnya, lho, kenapa Papa jadi percaya pada monster, itu kan tidak masuk akal? Dibukanya sedikit selimutnya untuk mengintip. Papa sedang memeluk adiknya itu.
“Sekarang kan TV-nya sudah dimatikan, monsternya udah nggak ada lagi.” kata Papa. Mendengar itu Toni jadi bingung, kok Papa berpikir seperti anak TK juga sih??
“Papa, tapi Tino masih takut.” nada suara Tino masih merengek. Uuuuh Toni jadi nggak bisa tidur deh.
“Tino tau nggak, siapa yang bisa mengalahkan semua makhluk jahat?” tanya Papa lagi. Hm, Toni semakin heran, sepertinya Papa jadi percaya pada cerita itu? Semakin penasaran Toni mendengarkannya pembicaraan mereka berdua.
“Yang bisa mengalahkan semua makhluk jahat adalah...jreeeng....” kata Papa,
“Tuhan Yesus!” jawab Tino lantang.
“Iya betul, makanya Tuhan Yesus menjaga kita setiap hari.” wajah Papa terlihat gembira dengan jawaban Tino. Toni pun lega karena adiknya sudah menemukan jawaban yang benar.
“Papa, tapi kan sudah malam nanti Tuhan Yesus tidur?” tanya Tino lagi. Ouff, dasar anak TK pertanyaannya selalu lucu! Toni jadi ingin tertawa lagi mendengar itu.
“Tuhan Yesus tidak tidur, Dia selalu menjaga kita. Tadi kita sudah berdoa bersama kan, meminta supaya Tuhan menjaga kita sepanjang malam?”
“Iya.” Tino mengangguk. Dari atas, Toni melihat wajah polos adik kecilnya yang sedang berusaha memahami semua hal itu. Ketika Papa sudah keluar dari kamar mereka, Tino membuka matanya lagi, lalu dengan rasa kasihan Toni menuruni tangga dan masuk ke dalam selimut Tino. Adik kecilnya itu segera memeluk dengan senang dan tertidur pulas di sisinya.
Kasihan, betapa beratnya memahami hal ini bagi anak berumur lima tahun, Toni pun menyesal sudah mentertawakannya. Permasalahan-permasalahan yang sangat sulit untuk Tino, terlihat gampang sekali untuk Toni. Tentu saja karena Toni sudah lebih besar, umurnya saja dua kali lipat umur adiknya. Tahukah kamu berapa umur Toni sekarang?
10 tahun.
ReplyDeleteBetul banget!!
Delete