07 January 2016

Ikutan hackathon

Setelah kursus Facing the Speech Anxiety, lalu presentasi betulan hasil kerja matematika di kelas, di hadapan scientist, dan sekarang baru saja mengikuti program 24-hour hackathon-style climate change event. Lagi-lagi, hal biasa bagi orang lain, tapi bagiku adalah kemajuan luar biasa. Ini masih menyambung cerita sebelumnya bagaimana aku sungguh-sungguh berjuang dalam hal berbahasa Inggris.

Pagi ini, aku datang dengan pikiran hanya untuk mendengarkan saja. Tapi, rencanaku terganggu. Panitia mengatakan: When you are listening, you are not listening to understand it, but to reply. Nah lo, padahal kebiasaanku adalah berusaha mendengarkan dan memahami apa yang orang lain katakan. Apalagi ini mngenai hal yang begitu teknis, bagaimana menemukan solusi untuk masalah emisi dan penggunaan energi. Bisa ngerti aja udah bersyukur!

Oke, mari mencoba. Lakukan, bukan hanya oh ya nanti kucoba. Tapi ya sekarang juga. Memulai dengan mendengarkan dengan seksama, dan sesekali menanggapi 'Oh I see' atau 'That's true' atau 'I agree' atau cuma bilang 'wow' sambil kasih jempol. Hmm, gitu aja juga nggak gmpang lho, karena harus ngerti betulan, bukan sekedar celometan dengan mantra-mantra itu tadi. Lalu kan katanya komunikasi yang baik dengan memberi tanggapan. Tanggapan bisa berupa menambah data, menyanggah, atau bertanya. Ya sudah aku bertanya saja.

Sebenernya aku sangat malu bertanya. Nanti pertanyaanku akan terlalu sederhana, bahkan bodoh, karena jangan-jangan akan menanyakan hal yang baru saja dikatakan, yang aku kelewatan waktu mendengarkan. Karena, ya, mereka itu kadang kalau ngomong silih berganti sahut-sahutan cepat sekali aku tidak bisa ingat betul. Tapi ingat nasihat instruktur di kursus, 'There is no stupid question. A question is a question. Just ask.' 'People are happy if you ask.' Oke, aku pun mulai bertanya, dan setelah sedikit saja bisa masuk ke dalam diskusi, langsung aku menemukan di mana aku bisa berperan. Yaitu menuliskan apa yang mereka bicarakan. Karena rekan di kelompok kerjaku adalah 5 orang pria yang semuanya punya ide cemerlang, punya pengalaman kerja di bidangnya masing-masing, dan mereka sibuk bertukar ide sehingga ide-ide bagus bertaburan di kepala dan mulut kami, tapi tidak ada seorang pun yang mengumpulkannya.

Ini bukanlah pekerjaan gampang. Mengikuti pembicaraan saja aku sulit. Memberikan opini lebih sulit, apalagi sekarang mau menawarkan diri mencatat diskusi. Sungguh itu adalah suatu titik di mana aku menantang diriku sendiri untuk: Bangun! Kalau tidak sekarang mau kapan bangun? Oke, kalau tidak pintar maka harus cerdas memilih strategi. Strategi yang kupakai adalah, mempersilahkan mereka menuliskan ide masing-masing di sticky notes, lalu aku membuat template dengan kategori tertentu, lalu menempelkan tulisan mereka berdasarkan kategori yang kusediakan. Yey! Aku bisa berkontribusi! Dengan membuat kategori, dan kami pakai itu selama brainstorming, bahkan sampai pada saat membuat design prototype untuk ide kami.

Akhirnya, aku pun pulang meninggalkan mereka ketika sedang membuat design prototype. Nggak kuat lagi, kepala udah pusing dan badan udah lemes. Kami sudah mengikuti event itu dari jam 10 pagi. Jam 8 malam aku putuskan untuk pulang. Mereka tinggal 4 orang dan akan kerja sampai besok pagi. Ini memang event 24 jam. Sesungguhnya aku masih sangat bersemangat. Karena mereka mulai mendownload data dari berbagai sumber, dan mulai membuat model untuk membandingkan data tersebut. Aduuuh... itu kan kesukaanku. Ya sudahlah. My brain just stopped working, sorry.

Pingin juga sih lihat bagaimana acara besok pagi, ada acara berenang, di fjord, jam 6 pagi di musim dingin, -9 derajat Celcius. Mau berenang gimana?! Nah itu yang pingin kutau. Tapi ya udahlah, pulang deh, istirahat, demi jaga kesehatan.

No comments:

Post a Comment